Artritis adalah salah satu penyakit sendi yang paling umum dialami oleh banyak orang, terutama di usia lanjut. Penyakit ini bisa menyerang berbagai jenis sendi di tubuh, termasuk sendi pelana pada jempol tangan.
Sendi pelana adalah jenis sendi yang memungkinkan gerakan yang sangat fleksibel, namun juga rentan terhadap cedera dan masalah lain, salah satunya artritis.
Mengapa sendi pelana jempol begitu rentan terkena artritis? Mari kita bahas lebih dalam.
Apa Itu Sendi Pelana Jempol?
Sendi pelana terletak di tempat pertemuan dua tulang, di mana salah satunya memiliki bentuk mirip pelana kuda, sedangkan yang lain seperti jari-jari pada tangan yang saling melintang.
Pada jempol, sendi ini dikenal dengan nama sendi trapeziometakarpal. Sendi ini memungkinkan jempol bergerak dalam dua arah utama – menjauh dan mendekat ke telapak tangan serta bergerak ke samping.
Gerakan ini penting untuk berbagai aktivitas tangan, seperti memegang dan menggenggam objek.
1. Kelebihan Gerakan dan Tekanan
Sendi pelana jempol sering kali dipakai dalam aktivitas sehari-hari yang melibatkan genggaman dan tekanan berulang, seperti mengetik, menggunakan ponsel, membuka botol, atau membawa barang.
Gerakan dan tekanan berulang ini memberikan beban ekstra pada sendi, yang dapat meningkatkan risiko kerusakan tulang rawan dan peradangan di sendi pelana.
Lama kelamaan, ini bisa menyebabkan osteoartritis, jenis artritis yang paling umum, yang merusak tulang rawan dan menyebabkan rasa sakit serta kekakuan.
2. Usia dan Penurunan Fungsi Sendi
Seiring bertambahnya usia, elastisitas dan kekuatan tulang rawan dalam sendi mulai menurun.
Pada orang yang lebih tua, sendi pelana jempol menjadi lebih rentan terhadap kerusakan karena ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan kolagen dan proteoglikan, dua elemen penting dalam pembentukan dan perbaikan tulang rawan.
Tanpa lapisan pelindung yang cukup, gesekan antara tulang dapat merusak sendi dan menyebabkan peradangan.
3. Faktor Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik memainkan peran dalam kerentanannya terhadap artritis, termasuk artritis pada sendi pelana jempol.
Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan osteoartritis atau artritis jenis lainnya, mereka mungkin lebih berisiko mengalami kondisi yang sama pada sendi mereka, termasuk pada sendi pelana jempol.
4. Cedera atau Trauma pada Sendi
Cedera langsung atau trauma pada sendi pelana jempol dapat meningkatkan risiko berkembangnya artritis.
Misalnya, patah tulang, dislokasi, atau cedera ringan yang terulang-ulang tanpa perawatan yang tepat dapat merusak struktur sendi dan meningkatkan kerusakan pada tulang rawan.
Bahkan, cedera yang terjadi bertahun-tahun lalu bisa memicu gejala artritis di kemudian hari.
5. Aktivitas atau Pekerjaan Tertentu
Beberapa jenis pekerjaan atau aktivitas yang melibatkan penggunaan tangan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena artritis pada sendi pelana jempol.
Misalnya, pekerja yang sering menggunakan tangan mereka untuk memutar, menggenggam, atau memberi tekanan (seperti tukang kayu, mekanik, atau bahkan pemain tenis) lebih rentan terhadap gangguan pada sendi pelana jempol.
6. Faktor Hormonal
Artritis juga lebih umum terjadi pada wanita, terutama setelah menopause. Penurunan kadar estrogen yang terjadi setelah menopause dapat mempengaruhi kesehatan tulang dan sendi, membuat wanita lebih rentan terhadap osteoartritis, termasuk di sendi pelana jempol.
Gejala Artritis pada Sendi Pelana Jempol
Artritis pada sendi pelana jempol sering ditandai dengan beberapa gejala berikut:
- Nyeri pada bagian dasar jempol, terutama saat memegang atau mencengkeram sesuatu.
- Kekakuan pada jempol, yang mempersulit aktivitas sehari-hari.
- Pembengkakan di sekitar sendi.
- Kehilangan gerakan atau keterbatasan gerakan jempol, terutama ketika berusaha membuka tangan atau memutar jempol.
- Krepitus, suara berderak atau berbunyi ketika sendi digerakkan.
Pencegahan dan Pengobatan
Walaupun artritis pada sendi pelana jempol tidak dapat sepenuhnya dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risikonya:
- Jaga berat badan ideal, karena kelebihan berat badan memberikan tekanan lebih pada sendi.
- Gunakan teknik yang benar saat melakukan aktivitas fisik atau pekerjaan untuk menghindari stres berlebihan pada tangan.
- Perawatan dengan splint atau brace dapat membantu mendukung sendi jempol dan mengurangi tekanan.
- Latihan peregangan dan penguatan otot tangan bisa membantu menjaga fleksibilitas sendi.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat meredakan peradangan dan rasa sakit pada sendi.
Untuk pengobatan lebih lanjut, dalam beberapa kasus, tindakan medis seperti terapi fisik atau bahkan operasi bisa diperlukan untuk mengatasi kerusakan parah pada sendi pelana jempol.
Sendi pelana jempol rentan terhadap artritis karena berbagai faktor, mulai dari tekanan berulang, usia, hingga faktor genetik.
Walaupun penyakit ini tidak bisa dihindari sepenuhnya, dengan perhatian yang tepat terhadap gaya hidup dan perawatan yang bijaksana, gejala artritis pada sendi pelana jempol dapat diminimalkan, dan kualitas hidup tetap dapat terjaga.
Jika Anda mengalami gejala artritis pada jempol, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.